Alamat
Jalan Jendral Ahmad Yani No.10, Jambean, Sukorejo, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62115
Alamat
Jalan Jendral Ahmad Yani No.10, Jambean, Sukorejo, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62115
Jakarta, 27 Juli 2024 – Hari ini, Program Pascasarjana IIQ Jakarta menggelar seminar nasional bertajuk ” Toxic Mahasiswa Abadi”. Seminar ini diadakan sebagai respon terhadap meningkatnya fenomena mahasiswa yang menghabiskan waktu terlalu lama di kampus tanpa menyelesaikan studi mereka, yang kerap disebut sebagai “mahasiswa abadi”.
Seminar yang berlangsung melalui zoom meeting ini menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan akademisi, psikolog, dan tokoh pendidikan ternama. Dr. Hamam Burhanuddin, M.Pd.I Kaprodi Magister Pendidikan Agama Islam UNUGIRI dalam sambutannya menekankan fenomena mahasiswa abadi dan pentingnya pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa terjebak dalam status “mahasiswa abadi”.
“Fenomena ini tidak hanya merugikan mahasiswa secara individu tetapi juga berdampak pada efektivitas dan efisiensi sistem pendidikan tinggi kita. Mahasiswa abadi sering kali menjadi beban bagi institusi pendidikan dan mempengaruhi alokasi sumber daya,” ujar Dr. Hamam.
Dr. Syahedah Rena, seorang psikolog pendidikan, memaparkan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa masalah ini sering kali dipicu oleh kombinasi faktor psikologis, sosial, dan akademis. “Beberapa mahasiswa mengalami tekanan akademis yang berlebihan, masalah kesehatan mental, atau kurangnya dukungan sosial yang memadai. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak kampus,” jelas Dr. Rena.
Selain itu, Dr. Andi Anirah berbagi pengalaman dan memberikan masukan mengenai cara-cara efektif untuk membantu mahasiswa mengatasi hambatan yang mereka hadapi selama studi. Salah satu peserta diskusi, Andi, seorang mahasiswa tingkat akhir, mengungkapkan bahwa keterlibatan aktif dalam organisasi kampus dan bimbingan dari dosen pembimbing sangat membantu dalam menyelesaikan studinya.
Tidak hanya itu, seminar ini juga mengusulkan beberapa rekomendasi kebijakan untuk institusi pendidikan tinggi. Di antaranya adalah peningkatan layanan konseling, penerapan sistem bimbingan yang lebih personal, dan penguatan program mentoring antara alumni dan mahasiswa.
Seminar nasional ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menemukan solusi yang komprehensif dalam mengatasi masalah “mahasiswa abadi”. Dengan kolaborasi antara pihak kampus, mahasiswa, dan pakar pendidikan, diharapkan fenomena ini dapat diminimalisir dan menciptakan lingkungan akademis yang lebih produktif dan suportif. Reporter: [Udien]